Karya Sastra Melayu Klasik -Sastra melayu klasik sudah ada sejak abad ke 16 M, gaya bahasanya hingga kini tidak mengalami banyak perubahan. Bentuk-bentuk sastra melayu adalah:
1. Pantun
Ialah sejenis puisi yang terdiri dari 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Sajak ke 1 dan 2 adalah lampiran (berisikan hal-hal mengenai alam), baris ke 3 dan 4 berisi tujuan dari pantun itu. Satu baris terdiri dari 8-12 kata.
Contoh:
Ayam hutan terbang ke hutan
Tali tersangkut pagar berduri
Adik bukan saudara bukan
Hati tersangkut karena budi
2. Karmina
Merupakan bentuk pantun yang singkat, baris ke 1 adalah lampiran, sedang baris ke 2 adalah isi tujuannya. Memiliki pola sajak lurus a-a, tujuan dari pemakaian karmina adalah untuk mengungkapkan secara langsung atau sekadar untuk menyindir.
Contoh:
Buah nangka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
3. Gurindam
Salah satu bentuk puisi melayu lama, terdiri dari 2 baris kalimat dengan akhiran irama yang sama. Baris ke 1 berisikan masalahnya dan baris ke 2 mengenai solusinya/akibatnya.
Contoh:
Kalau bekerja terburu-buru
Tentulah banyak keliru
4. Hikayat
Merupakan bentuk prosa mengenai sejarah, dongeng, dsb. Biasanya mengkisahkan kehebatan seseorang akan kesaktiannya, contoh Hikayat Hang Tuah.
5. Syair
Adalah bentuk puisi/karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak, umumnya terdiri dari 4 baris berirama a-a-a-a yang keseluruhannya memiliki maksud penyair.
Contoh:
Tersusun indah pustaka ini
Tertata rapi buku-buku penuh maknawi
Isi hari dengan berkunjung kesini
Pustaka terbaik di negeri ini
6. Seloka
Juga merupakan bentuk puisi melayu lama yang berisikan pepatah/perumpamaan yang umumnya mengenai senda gurau dan sindiran. Kebanyakan seloka ditulis dalam 4 baris memakai bentuk pantun/syair.
Contoh:
Apa yang aneh bila dipandang
Lengan pendek tapi bertudung
Nampak seperti orang yang kudung
Mata terpandang kaki tersandung
7. Talibun
Sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, hanya saja berisi lebih dari 4 baris. Iramanya adalah abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu
Baca juga:
Baca juga:
Terima kasih sudah membaca artikel yang berjudul Karya Sastra Melayu Klasik, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, sekarang giliran anda berpendapat
mengenai ulasan artikel diatas